Bab 914
Vivi menatap Alina dengan marah. “Tante kedua, kau tidak bisa berbicara seperti itu.”
“Siapa yang menipu uangmu?”
“Kau sendiri yang memberikan uangnya kepada kami dengan suka rela.”
“Karena kau yang berikan uangnya jadi tentu saja motor ini juga bisa dianggap sebagai pemberianmu.”
“Karena motormu telah mengalami kecelakaan jadi apa tidak seharusnya kau menanggung tanggung jawab
ini?”
Alina tercengang: “Kau kau ini benar–benar sembarangan bicara!”
Vivi masih ingin berbicara tetapi bersamaan dengan itu pintu bangsal terbuka dan tempat tidur rumah sakit didorong keluar.
Pasien yang ada di tempat tidur rumah sakit itu ditutupi dengan kain putih. Tidak perlu diragukan lagi bahwa pasien ini sudah tidak dapat diselamatkan lagi.
Anissa bergegas maju dan menangis, “Anakku….”
Si perawat memelototinya, “Ini bukan anakmu. Anakmu masih berada di ruang operasi sana!”
Anissa membeku sesaat, “Kalau begitu ini….”
Perawat: “Ini adalah gadis yang dibawa oleh orang yang berbalapan dengan putramu. Dia sudah tidak bisa diselamatkan lagi!”
Anissa segera melepaskannya dan melihat mayat yang berada di atas ranjang rumah sakit itu dengan tatapan
ngeri.
“Kalau…. kalau begitu bagaimana kondisi anakku?”
Anissa gemetaran.
Si perawat meliriknya dengan tidak sabar. “Aku dengar dari dokter sepertinya anggota tubuhnya harus diamputasi!”
Anissa: “Aah?”
Dia memutar matanya dan langsung pingsan.
Spencer bertanya dengan panik, “Mengapa mengapa bisa begitu parah?”
“Mengapa harus diamputasi?”
Perawat memelototinya, “Sudah bagus hanya amputasi saja!”
“Dia menabrak dua motor, enam orang diantar ke rumah sakit. Dua orang diantaranya meninggal dalam perjalanan kesini dan barusan gadis ini meninggal.”
“Tiga lainnya masih berusaha diselamatkan di dalam sana. Putramu sudah sangat beruntung dengan hanya anggota tubuhnya saja yang diamputasi.”
“Dua lainnya yang sulit dikatakan apa mereka masih bisa diselamatkan!”
Wajah Spencer langsung memucat. Kecelakaan mobil ini benar–benar telah menyebabkan masalah yang
besar.
Si perawat itu tampak marah dan bergumam dengan suara kecil, “Balap melulu!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat