Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 916

[HOT] Read novel Menantu Dewa Obat Bab 916

Novel Menantu Dewa Obat has been published to Bab 916 with new, unexpected details. It can be said that the author Internet invested in Menantu Dewa Obat with great dedication. After reading Bab 916, I felt sad, yet gentle and very deeply moved. Let's read Bab 916 and the next chapters of the Menantu Dewa Obat series at Good Novel Online now.

Menantu Dewa Obat Chapter 916

Hiro juga merasa bingung.

Tadinya, dia hanya ingin menakut–nakuti orang–orang ini saja, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan membuat seorang wanita tua berusia 80 tahunan terjatuh.

Sekarang masalahnya menjadi semakin nuwet!

Begitu dia melihat orang–orang itu hendak memanggil polisi lalu dia segera berkata, Ehh, jangan jangan terlalu emosi dulu!”

“Aku juga tidak sengaja, tadi itu aku benar–benar tidak sengaja

Pria yang memimpin itu langsung memaki, “Jangan banyak omong kau!

“Tidak sengaja?”

“Nenekku sudah terjatuh seperti ini dan kau masih bilang tidak sengaja?

Aku lihat kau memang sengaja ingin memukul orangtua ini!”

Dengan panik Hiro berkata, Hei, kau! Kalau bicara harus pake bukti yah!

Tadi itu aku tidak sengaja memukulnya!”

Selain itu, barusan mereka semua yang memukul aku dulu, aku… aku hanya membela diri saja!”

Pria yang memimpin itu berkata, “Disini ada banyak CCTV pengawasan. Buktinya sangat banyak.”

“Kau bilang mereka memukulimu? Hmm, bagaimana mungkin seorang wanita tua berumur 80 tahunan bisa memukulmu?”

“Justru kau yang masih muda dan kuat malah memukul wanita tua itu hingga seperti ini dan kau masih berani bilang bahwa kau hanya membela diri?”

Hiro terdiam.

Kalau yang jatuh itu adalah seorang anak muda maka hal ini masih mudah untuk dibicarakan.

Tetapi sekarang yang jatuh adalah seorang wanita tua sehingga sulit baginya untuk menjelaskan.

Di saat yang sama, pintu ruang operasi terbuka lalu dengan lantang dokter berkata, “Yang mana keluarga Jayden?”

Ketiga orang dari keluarga Sumarno itu segera bergegas maju, “Aku, aku.. bagaimana situasinya?”

Dokter: Pasien sedang dalam kondisi kritis dan dia perlu diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya.

“Kami memerlukan tanda tangan dari anggota keluarganya. Kalian bisa mendiskusikan“ya dulu untuk memutuskan mau diamputasi atau tidak!”

Ketiga orang itu langsung tercengang. Dengan gemetar Annisa berkata, “Dokter, apaapa boleh tidak diamputasi?

Putraku baru berumur 19 tahun. Dia masih anak–anak

Kalau diamputasi, pas… pasti tamat sudah masa depannya.

Dokter: “Maaf, kalau dilihat dari kondisinya saat ini jika pasien tidak diamputasi mungkin kami tidak akan bisa menyelamatkannyal”

Lalu dengan cemas Spencer berkata, “Kalau begitu… kalau begitu aku minta pindah rumah sakit saja!

“Aku mau pindahkan dia ke rumah sakit yang lebih baik. Apapun yang terjadi, aku ingin mempertahankan kedua kakinya!”

Dokter melirik Spencer: Tidak masalah!

“Namun, biar aku ingatkan sekali lagi.”

Kalau dilihat dari kondisinya saat ini, diperkirakan hanya ada sedikit orang di kota Carson yang bisa menyelamatkannya.

“Kalau kau ingin pergi dari kota Carson dan memindahkannya ke ibukota provinsi, aku sarankan kau tidak perlu repot repot.”

Air muka Spencer langsung berubah. Dia menarik nafas dalam dalam. Dokter, ba… barusan kau bilang hanya ada sedikit orang di kota Carson yang bisa menyelamatkannya?”

Vivi buruburu berkata, “Maksud papaku, siapa yang bisa menyelamatkannya tanpa perlu diamputasi?”

Dokter mengernyitkan keningnya dan berkata, “Yang aku tahu, ada dua orang.”

“Salah satunya adalah dokter Akio tetapi biasanya dia bekerja di PT Silver Mont. Jadi pada dasarnya dia tidak bisa melakukan kunjungan rawat jalan.”

“Sedang yang satunya lagi adalah dokter Tanaka dari Shim Group!”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat