Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 938

Summary for Bab 938: Menantu Dewa Obat

What Happens in Bab 938 – From the Book Menantu Dewa Obat

Dive into Bab 938, a pivotal chapter in Menantu Dewa Obat, written by Free novel. This section features emotional turning points, key character decisions, and the kind of storytelling that defines great Romance fiction.

Bab 938

Reva dan Nara yang duduk di samping mereka hanya menyaksikan segeromboral orang itu melahap makanan dan mereka berdua hanya bisa diam saja.

Mereka semua bersikap seolah-olah sudah tidak makan selama bertahun-tahun.

Setelah minum selama tiga putaran, perut semua orang juga sudah tampak membuncit semua akhirnya mereka mulai membahas inti masalahnya.

Kakek ketiga meminum segelas anggur lalu menyipitkan matanya dan berkata, “Alina, aku dengar belakangan ini kau dan Nissa bertengkar dengan hebat, apa benar ada hal seperti itu?”

deka

“Bukannya aku mau mengocehimu. Waktu kecil dulu, hubungan kau dan Anissa sangat dan akrab

sekali.”

“Selain itu, Anissa ini anaknya sangat baik hati. Dia adalah orang yang paling banyak membantumu di waktu lalu.”

“Sebagai manusia, kau tidak boleh melupakan asalmu. Kalau kau bisa membantu keluarga terdekatmu tentu saja kau harus membantunya dengan semaksimal mungkin!”

Yang lainnya langsung ikut membeo seolah-olah Alina adalah orang yang tak punya hati kalau dia tidak mau membantu.

Ali

menghela nafas: “Paman ketiga, kau tidak mengerti situasinya.”

aku tidak mau membantu mereka tetapi apa yang mereka lakukan kali ini benar-benar sangat

“Bukanny

keterlaluan!”

Selanjutnya, Alina menceritakan dari awal hingga akhir tentang situasi Anissa dan yang lainnya setelah mereka kembali ke kota Carson.

Setelah mendengar ceritanya, Jonathan adalah orang pertama yang mengernyitkan keningnya, “Kakak ketiga, kenapa kalian bisa bersikap seperti itu?”

“Kakak kedua sudah memperlakukan kalian dengan baik, mengapa kalian malah membalas kebaikannya dengan dendam amarah?”

Anissa langsung kesal: “Kau tahu apa?”

“Kau hanya mendengarkan cerita sepihak darinya saja barusan. Kenapa kau tidak bertanya kepadaku juga tentang situasinya?”

Jonathan langsung berkata, “Kalau begitu coba kau ceritakan bagaimana situasi yang sebenarnya?”

Vivi langsung bangkit berdiri, “Mamaku tidak pintar berbicara, biar aku saja yang membantunya berbicara.”

“Tante kedua, aku mau tanya dulu kepadamu, waktu kau baru menikah dulu, berapa gaji mamaku yang dia berik

kepadamu setiap bulan?”

“Kalau pada waktu itu kau kembalikan tiga juta ini kepada kami, apa masih akan terjadi masalah seperti ini?”

Semua orang di ruangan itu langsung menatap Vivi.

Air muka Vivi sama sekali tidak berubah lalu dengan dingin dia berkata, “Hana, semua penatua dari keluarga kita ada disini hari ini. Jadi kau tidak perlu memberitahuku tentang semua moralitas itu!”

“Aku akan membicarakan semua hal-hal itu denganmu secara perlahan-

“Sekarang aku mau tanya kepadamu, waktu kami baru saja kembali ke kota ini dan tinggal dirumah kalian, siapa yang telah mengusir kami?”

“Siapa yang sering berkata bahwa kami tidak akan pernah diijinkan masuk ke rumah keluarga Shu kalian lagi?”

Lalu dengan marah Hana berkata, “Vivi, apa kau tidak merasa malu saat mengatakan ini semua?”

“Kenapa kami tidak mau mengijinkanmu masuk ke rumah kami?”

“Kau mengajak semua teman-teman bajinganmu itu pulang ke rumah dan membuat rumah kami berantakan.”

Vivi langsung berkata, “Hana, kau dengarkan aku baik-baik!”

“Mereka semua adalah teman teman aku.”

“Mereka semua adalah mahasiswa dan berasal dari keluarga terhormat serta terpelajar. Mereka bukan bajingan dan mereka tidak membuat rumahmu berantakan!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat